“Kamu itu seperti soal kimia, sulit untuk ditaklukkan.”
“Kamu itu seperti durian, kalau muncul pasti musiman.”
“Kaos aja bisa couple-an, kita kapan?”
“Aksara jawa aa punya pasangan, kalau pasanganku?”
“Arah aja ada pasangannya. Depan-belakang, kiri-kanan, aku-kamu kapan?”
“Hati aku itu kayak rumah kosong. Udah kosong, usang berdebu, banyak sawangnya, dan gak ada yang nempatin. Rasanya sepi, mati rasa.”
“Tiap hari aja matahari datang untuk menyinari bumi, tapi kapan kamu datang untuk menyinari sudut-sudut hatiku?”
“Sudut: pertemuan dua sinar/garis pada titik awal yang sama.
Cinta: pertemuan antara aku dan kamu pada titik awal yang sama. #bedatipis”
“Sudut berelasi: bertolak belakang. Sudut hatiku: bertepuk sebelah tangan.”
“Mencintaimu itu kayak sudut ya, gak ada habisnya dan gak ada ujungnya.”
“Kalau sudut itu pertemuan antara dua garis, terus pertemuan antara hatiku dan hatimu kapan?”
“Kita emang sering ketemu, tapi hati kita kapan ketemu?”
“A: aku selalu percaya sama kamu | B: *gampar* | A: kamu kenapa sih? | B: percaya sama Allah, jangan sama aku! | A: … | #gagalgombal ”
“Aku sayang kamu, tapi kapan kamu bilang ‘Aku juga sayang kamu’?”
“Sayang-sayangan sama temen cewek --> tanda-tanda gak ada cowok yang dipanggil sayang.”
“Kamu selalu hadir di mimpiku, tapi kapan kamu hadir di kehidupan nyata dan hatiku?”
“Miris deh kalau lihat korban bencana alam, tapi lebih miris aku, yang jadi korban COWOK FAKE.”
“Kalau aku punya kantong doraemon, pasti aku ambil pintu kemana saja. Biar aku bisa ke hatimu setiap saat.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar